Zaman Praaksara – Pengertian, Peninggalan, Pembagian dan Kehidupan

Posted on

Zaman Praaksara – Setelah sebelumnya kabarkan.com telah menerangkan materi tentang Pithecanthropus Robustus Maka pada pertemuan kali ini akan kembali kabarkan.com sampaikan materi tentang zaman praaksara, Pengertian, Peninggalan, Pembagian dan Kehidupan. Nah untuk lebih jelasnya bisa sobat simak ulasan di bawah ini.

Pengertian Zaman Praaksara

Zaman Praaksara
Zaman Praaksara

Apa yang dimaksud dengan Zaman praaksara? yakni merupakan suatu masa berlangsungnya kehidupan manusia ketika belum mengenal tulisan.

Istilah Praaksara berawal dari dua kata, yakni pra yang berarti sebelum sedangkan aksara yang artinya tulisan.

Kemudian praaksara kerap dikenal juga dengan nirleka, yang mana nir yang artinya tanpa sedangkan leka artinya tulisan.

Kemudian untuk batas terhadap zaman Praaksara dengan zaman sejarah ialah dimana mulai memasuki zaman yang kehidupannya sudah mulai mengenal tulisan.

Sehingga mengarahkan pada satu persepsi mengenai suatu penjelasan bahwa Praaksara ialah merupakan suatu zaman sebelum banyak orang mengenal tulisan, dan untuk pengertian dari sejarah sendiri ialah suatu zaman sesudah adanya tulisan.

Kemudian akhir dari zaman Praaksara ialah diiringi dengan tumbuhnya zaman sejarah terhadap setiap bangsa yang ada di dunia sangat berbeda namun tergantung atas peradaban pada bangsa tersebut.

Pembagian Zaman Praaksara

Pada Zaman ini dijuluki dengan zaman batu sebab berbagai peralatan yang digunakan oleh manusia praaksara pada zaman itu masih terbuat dari batu, contohnya seperti berbagai batu yang telah di bentuk yang digunakan dalam melakukan perburuan hewan di hutan. Pada Zaman batu tersebut dibedakan menjadi:

Palaeolithikum

Dimana pada zaman semua hasil peninggalannya berupa peralatannya masih terbuat dari batu dan masih berbentuk kasar.

Apa itu Zaman palaeolithikum? yakni merupakan suatu zaman batu tua.

Kehidupan pada masyarakatnya bersifat nomaden, maknanya manusia pada zaman ini tidak mempunyai tempat tinggal yang tetap, dan mereka selalu berpindah-pindah yang disesuaikan oleh keadaan alam, alasan lainnya ialah untuk memperoleh makanan.

Kemudian kelompok Masyarakat pada masa ini bersifat food gathering, maknanya yakni masih kerap mengumpulkan berbagai jenis makanan sebab mereka tidak mengenal cara memasak.

Mesolithikum

Yang kedua ialah Zaman mesolithikum yang biasa dikekenal juga dengan sebutan zaman batu tengah.

Kemudian peralatan yang digunakan pada zaman ini masih terbuat dari batu, sebab masa ini masih dikatagorikan sebagai rangkaian dari zaman batu.

Neolithikum

Yang ketiga ialah Zaman neolitikum atau dikenal juga dengan sebutan zaman batu muda, sebab zaman ini merupakan zaman yang terakhir dari golongan zaman batu.

Adapun untuk Peralatan yang digunakan pada zaman ini sudah nampak sangat halus dan untuk bentuknya sudah sedikit indah jika dibandingkan dengan dua zaman yang ada sebelumnya.

Dan pada zaman ini juga semua masyarakatnya sudah hidup menetap, dan sudah mengenal cara bercocok tanam, dan juga food producing atau merupakan suatu makanan yang telah dimasak terlebih dahulu sebelum dimakan.

Baca Juga :  Iklim Koppen - Pengertian, Klasifikasi, Pembagian, Tipe dan Gambar

Ciri–ciri Fisik Manusia pada Zaman Praaksara

D bawah ini terdpat beberapa ciri yang ada pada zaman praakasa

  • Yang perta ialah Meganthropus Palaeo Jaavanicus
    – Mempunyai tubuh yang tegap dan tonjolan terdapat di belakang kepala
    – Mempunyai tulang pipi yang sangat tebal
    – Tidak mempunyai dagu
    – Pada bagian Gigi dan juga rahang nampak besar dan sangat kuat
  • Yang kedua ialah PitheCanthropus Erectus
    – Diperkirakan Tinggi pada tubuhnya 165 sampai 180 cm
    – Mempunyai tubuh yang tegap
    – Mempunyai hidung yang lebar dan tidak mempunyai dagu
    – Mempunyai Volume otak sekitar 750 cc hingga sampai 1300 cc
  • Yang ketiga ialah Homo
    – Pada ukuran tubuhnnya setinggi 130 sampai 210 cm
    – Mempunyai struktur Otot kenyal, dan juga gigi serta rahang telah menyusut
    – Mempunyai dagu
    – Mempunyai Volume pada otaknya sekitar 1000 sampai 1300 cc

Pertumbuhan dalam corak kehidupan manusia purbanya dapat dibedakan atas 4 tahap

  • Hidup di Masa berburu dan masih mengumpulkan makanan.
    – Bersifat Nomaden ( Tidak menetap )
    – Memperoleh makanan dan kelangsungan hidupnya bergantung dengan keadaan alam
  • Kehidupan pada masa berburu dan masih mengumpulkan makanan dengan tingkat lanjutan
    – Hidupnya tinggal didalam gua
    – Telah kenal dengan api
    – Telah mengenal bercocok bertanam
  • Kehidupan pada Masa Bercocok Tanam
    – Telah bisa memanfaatkan segala sumber daya alam.
    – Telah dpaat memperoleh makanan sendiri
    – Kelangsungan hidupnya mulai menetap dan masyarakatnya sudah mengenal sistem gotong royong
  • Kehidupan pada Masa Perundagian
    – Masyarakat yang ada didalamnya sudah mempunyai berbagai ketrampilan dna keahlian
    – Sudah mengenal kayakinan dan mendirikan sebuah tempat pemujaan yang terbuat dari batu – batu besar.
    – Menggunakan Tradisi dari zaman Pra Aksara

Untuk tradisi yang ada pada zaman praaksara yang bisa dimaknai oleh masyarakat yakni merupakan suatu tradisi yang harus dijaga dan dipertahankan terhadap nilai norma, lalu agama, adat istiadat, petuah leluluhur pribahasa, dan atas berbagai kejadian yang berlangsung dalam kesehariannya .

Namun pada masa praaksara dimana pada masyarakatnya sudah mempunyai 10 macam keahlian dan juga keterampilan budaya atau dikenal dengan sebutan local genius, yakni:

  • Kemampuan Dalam sistem Macapat
  • Kemapuan dalam Sistem Kemasyarakatan yang Teratur
  • Sudah pandai melakukan cocok Tanam
  • Mempunyai keahlian dalam berlayar
  • Mempunyai pengetahuan dalam bidang astronomi
  • berkemampuan membuat suatu barang dari bahan logam
  • Sudah mengerti sistem Perdagangan sederhana (barter)
  • Sudah mengerti salah satu Seni Membatik dan Menenun
  • Sudah mengerti seni dalam bentuk suatu pertunjukan wayang
  • Sudah mengenal Seni Gamelan

Peninggalan Zaman Praaksara

di bawah ini terdapat beberapa hasil peninggalan dari zama praaksara, berikut ini penjelasannya.

Kapak Genggam

Kapak Genggam
Kapak Genggam


Peniggalan dari zaman praakksara ialah seperti kapak genggam yang mempunyai bentuk hampir menyerupai dengan kapak dan perimbas, namun ukuran pada bentuknnya sedikit lebih kecil.

Kapak Berimbas

Kapak Berimbas
Kapak Berimbas


Dimana pada kapak ini masih terbuat dari batu dan pada kapak perimbas yang mempunyai sebuah tangkai, adapun cara memakai kapak berimbas ini ialah dengan menggenggamnya.

Pada kapak berimbas ini ialah merupakan salah satu hasil yang diperoleh dari sisah peninggalan pada zaman batu tua yang bisa di jumpai diberbagai di daerah yang ada di Indonesia.

Baca Juga :  Passing Grade UNDIP

Adapun jenis manusia yang menggunakan kapak berimbas ini ialah manusia purba Pithencantropus.

Kapak Sumatera

Kapak Sumatera
Kapak Sumatera


Kemudin salah satu peninggalan lainnya ialah Kapak sumatera atau biasa dikenal juga dengan sebutan kapak sumatralith/pebble yakni merupakan salah satu jenis kapak genggam yang masih terbuat dari batu kali yang kemudian di pecah menjadi dua bagian.

Kapak Pendek

Kapak Pendek
Kapak Pendek

Hasil penilan lainnya ialah Kapak pendek yakni merupakan salah satu jenis kapak genggam yang mempunyai ukuran yang pendek dan juga membentuk setengah lingkaran yang diantaranya mempunyai sisi yang sangat tajam.

Pipisan

Pipisan
Pipisan


Kemudian hasil peninggalan selanjutnyaialah Pisisan yakni merupakan suatu bentuk batu penggiling dengan besertakan landasannya.

Pada pipisan ini apabila kita perhatikan hampir mirip dengan batu ulekan yang biasanya kerap dipakai untuk menghacurkan berbagai biji-bijian. Namun pada bentuk dari pipisan ini datar dan permukaannya sedikit halus.

Kapak Lonjong

Kapak Lonjong
Kapak Lonjong

Kemudian dengan berdasarkan bentuknya yang lonjong sehingga kapak ini disebut juga dengan Kapak lonjong pada bagian pangkalnya berbentuk runcing yang melebar. Kemudan pada Kapak ni masih terbuat dari batu kali yang berwarna hitam.

Dengan bentuknya yang lonjong namun ukurannya sangat bervariasi ada yang kecil bahkan hingga kyang besar sekalipun.

Nekara

Nekara
Nekara


Kemudian peninggalan selanjutnya ialah Nekara yakni merupakan sebuah alat gendang perunggu yang bentuknya menyerupai seperti sebuah dandang dan mempunyai pinggang kemudian pada bagian tengahnnya terdapat selaput suara yang berupa seperti logam atau perunggu.

Pada masanya Nekara ini kerap di anggap sebagai salah satu benda suci sebab pad mulanya benda ini kerap digunakan sebagai salah satu benda untuk melakukan suatu upacara, lalu sebagai mas kawin dan lain sebagainya.

Menhir

Menhir
Menhir


Kemudian hasil peninggalan selanjutnya ialah Menhir yakni merupakan suatu benda hasil dari peninggalan zaman praaksara yang masih berhubungan dengan sebuah kepercayaan yang dianut oleh manusia pada zaman itu .

Dimana apabila kita perhatikan pada Menhir ini menyerupai sebuah tiang atau tugu yang juga terbuat dari batu yang berdiri tegak diatas tanah.

Pada masanya Menhir ini kerap dipakai untuk dijadikan penyembahan terhadap arwah nenek moyang manusia purba.

Sarkofagus

Sarkofagus
Sarkofagus


Kemudian peninggalan selanjutnya pada zaman praaksara ialah Sarkofagus yakni merupakan salah satu peninggalan yang mempunyai bentuk.

Adapun bentuk dari Sarkofagus sendiri ialah berupa sebuah peti mati yang terbuat dari batu yang masih utuh dan mempunyai bagian penutup yang terletak dibagian atasnnya. Bali merupakan salah satu tempat penemuan sarkofagus

Dolmen

Dolmen
Dolmen


Peninggalan hasil zamn praaksara selanjutnya ialah dolmen dimana kegunaanya hampir sama dengan menhir yakni sering dijadikan untuk melakukan sebuah ritual penyembahan para roh nenek moyang pada masa praaksara.

Dimana pada dolmen ini mempunyai bentuk yang meneyerupai seperti meja yang disusun oleh batu dan dapat dijumpai wilayah jawa timur dan biasa dikenal dengan sebutan pandhusa

Demikianlah materi pembahasan kali ini menegnai zaman praaksara, semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi sobat semua.