Panitia Sembilan – Anggota, Tokoh, Hasil, Tugas dan Gambar

Posted on

Panitia Sembilan adalah sebuah istilah yang merujuk pada sebuah lembaga adat yang memiliki peran penting dalam budaya masyarakat Melayu. Lembaga ini memiliki fungsi dan tanggung jawab yang luas, yang berkaitan dengan aspek-aspek sosial, budaya, dan adat istiadat di dalam masyarakat Melayu. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi lebih dalam tentang Panitia Sembilan, peran-perannya, dan bagaimana lembaga ini masih relevan dalam dunia modern.

Pengertian Panitia Sembilan

Panitia Sembilan
Panitia Sembilan

Apa yang dimasud dengan Panitia Sembilan? yakni merupakan suatu susunan panitia yang dibentuk BPUPKI dan di dalamnya beranggotakan sembilan orang yang mempunyai kekuasaan dan tugas merumuskan “dasar negara” Indonesia yang dicantumkan pada UUD 1945″

Kemudian dengan piagam Jakarta yang kini sudah menjadi cikal bakal dalam Pembukaan UUD 1945 dengan adanya perubahan yang terjadai di dalam sila pertama yang didasarkan oleh berbagai pertimbangan tentang sebuah negara kesatuan.

Dimana adanya dokumen ini diperoleh setelah berlangsungnya suatu kesepakatan atau kompromi yang dilakukan oleh 4 golongan nasionalis dan empat golongan Islam tentang perumusan dasar negera.

Asal Usul dan Sejarah Panitia Sembilan

Panitia Sembilan memiliki akar sejarah yang dalam dalam budaya masyarakat Melayu. Istilah ini merujuk pada sebuah kelompok atau komite yang terdiri dari sembilan orang yang ditunjuk oleh kepala suku atau pemimpin adat. Tujuan utama Panitia Sembilan adalah untuk mengatasi permasalahan dan konflik dalam masyarakat, serta menjaga keseimbangan dan harmoni di antara anggotanya.

Asal usul Panitia Sembilan dapat ditelusuri kembali ke zaman kerajaan-kerajaan Melayu di masa lampau. Pada saat itu, masyarakat Melayu hidup dalam struktur sosial yang terorganisir dengan kuat dan adat istiadat yang ketat. Panitia Sembilan adalah lembaga yang dihormati dan diandalkan dalam menyelesaikan berbagai permasalahan, mulai dari konflik antarindividu hingga perselisihan dalam komunitas.

Anggota Panitia Sembilan

Pada mulanya pembentukan dari Panitia sembilan ini sekitar tanggal 1 Juni tahun1945. Nah susunan anggota Panitia Sembilan ialah seperti yang ada di bawah ini :

1. Ir. Soekarno (Ketua)

 Ir. Soekarno (Ketua)
Ir. Soekarno (Ketua)

Keterangan mengenai Ir Soekarno yang mana lahir di Surabaya, Jawa Timur yakni pada tanggal 6 Juni 1901 dan wafat di Jakarta, pada 21 Juni 1970 lebih tepatnyan beliau tutup usia 69 tahun).

Dimana Soekarno ialah merupakan salah seorang Presiden pertama Republik Indonesia yang sudah menjabat dalam periode 1945 sampai 1967. Yang mana di dalam panitia sembilan, beliau bertindak selaku ketua.

2. Drs. Mohammad Hatta (Wakil Ketua)

Drs. Mohammad Hatta (Wakil Ketua)
Drs. Mohammad Hatta (Wakil Ketua)

Keterangan mengenai Drs. H. Mohammad Hatta lahir di Fort de Kock (yang sekarang disebut Bukittinggi, Sumatera Barat), dan juga Hindia Belanda, pada 12 Agustus 1902 dan wafat di Jakarta sekitar pada tanggal 14 Maret 1980 pada usian ke 77 tahun.

Dimana beliaumerupakan salah seorang tokoh pejuang, lalu sebagai negarawan, ekonom, dan juga merupakan Wakil Presiden Indonesia yang pertama. Di dalam panitia sembilan berkedudukan sebagai sebagai wakil ketua.

3. Mr. Achmad Soebarjo (Anggota)

Mr. Achmad Soebarjo (Anggota)
Mr. Achmad Soebarjo (Anggota)

Keterangan tentang Mr. Raden Achmad Soebardjo Djojoadisoerjo yang lahir di Karawang, Jawa Barat sekitar 23 Maret 1896 dan wafat pada 15 Desember 1978 di usia 82 tahun.

Dan beliau merupakan seorang tokoh pejuang kemerdekaan Indonesia, lalu sebagai diplomat, dan juga seorang Pahlawan Nasional Indonesia.

Dimana masa jabatannya beliau sebagai Menteri Luar Negeri dari Indonesia untuk pertama kalinya.

4. Mr. Mohammad Yamin (Anggota)

Mr. Mohammad Yamin (Anggota)
Mr. Mohammad Yamin (Anggota)

Keterangan mengenai Prof. Mr. Mohammad Yamin, S.H. Yang lahir di Talawi, yakni Sawahlunto, Sumatera Barat sejak 24 Agustus 1903 dan kemudian wafat di Jakarta, pada 17 Oktober 1962 di usia 59 tahun. Dimana pada masanya beliau merupakan seorang sastrawan, sejarawan, budayawan, politikus, dan merupakan salah satu ahli hukum dan juga salah satu pahlawan nasional Indonesia.

Baca Juga :  Teks tantangan

5. H. Agus Salim (Anggota)

H. Agus Salim (Anggota)
H. Agus Salim (Anggota)

Ketrangan tentang Haji Agus Salim yang lahir di daerah Koto Gadang, Agam, Sumatera Barat, dn juga Hindia Belanda dari tanggal 8 Oktober 1884 dan kemudian wafat di Jakarta, sekitar pada 4 November 1954 di usianya sekitar 70 tahun.

Dimana beliau merupakan salah seorang pejuang dari kemerdekaan Indonesia dan sudah diakui sebagai seorang Pahlawan Nasional Indonesia.

6. KH. Wahid Hasyim (Anggota)

 KH. Wahid Hasyim (Anggota)
KH. Wahid Hasyim (Anggota)

Keterangan tentang K. H. Abdul Wahid Hasjim yang lahir di Jombang, Jawa Timur sejak tanggal 1 Juni 1914 dan wafat di daerah Cimahi, Jawa Barat, pada 19 April 1953 di usianya sekitar 38 tahun.

Dimana beliau merupakan salah seorang pahlawan nasional Indonesia dan juga selaku menteri negara dalam kabinet yang pertama kali di Indonesia.

Dimana beliau merupakan salah keturunan dari KH Mohammad Hasyim Asy’ari, selaku ketua dan pendiri NU dan juga merupakan seorang pahlawan nasional Indonesia.

7. Abdoel Kahar Moezakir (Anggota)

Abdoel Kahar Moezakir (Anggota)
Abdoel Kahar Moezakir (Anggota)

Keterangan tentang Prof. KH. Abdoel Kahar Moezakir (Abdul Kahar Muzakir) yakni merupakan salah seorang Rektor Magnificus yang ditujuk untuk pertama kalinya di Universitas Islam Indonesia dengan sebutan STI dalam 2 periode 1945 hingga 1948 dan juga pada 1948 sampai 1960.

Dimana beliau merupakan salah seorang tokoh Islam yang terlibat sebagai anggota BPUPKI yakni (Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia).

8. Abikoesno Tjokrosoejoso (Anggota)

Abikoesno Tjokrosoejoso (Anggota)
Abikoesno Tjokrosoejoso (Anggota)

Keterangan tentang Abikoesno Tjokrosoejoso (Abikusno Cokrosuyoso) yang mana beliau lahir di Kota Karanganyar, Kebumen pada 1897 dan kemudian wafat pada sekitar 1968).

Dimana beliau merupakan salah seorang Bapak yang mendirikan Kemerdekaan Indonesia yang telah menandatangani konstitusi.

Sesduah kemerdekaan, dan beliau juga menjabat sebagai salah seorang Menteri Perhubungan yang ada di dalam Kabinet Presidensial pertama Soekarno dan juga sebagai salah seorang penasihat Biro Pekerjaan Umum.

Beliau mempunyai Kakak kandung, yang bernama Oemar Said Tjokroaminoto yang juga merupakan seorang pemimpin pertama Sarekat Islam. 

Pada masa atau zaman pendudukan Jepang, selain itu beliau juga merupakan (Abikoesno Tjokrosoejoso) salh satu tokoh kunci dalam Masyumi.

9. Mr. Alexander Andries Maramis (Anggota)

Mr. Alexander Andries Maramis (Anggota)
Mr. Alexander Andries Maramis (Anggota)

Ketrangan tentang Mr. Alexander Andries Maramis yang mana beliau lahir di Manado, yakni Sulawesi Utara, dan juga Hindia Belanda sejak 20 Juni tahun 1897 kemudian beliau wafat di Indonesia pada 1977 di usianya 80 tahun.

Dimana beliau juga merupakan salah seorang pejuang kemerdekaan Indonesia dan juga sebelumnya pernah terlibat di dalam anggota KNIP, lalu anggota BPUPKI dan merupakan seorang Menteri Keuangan untuk pertama kalinya di Republik Indonesia.

Tugas Panitia Sembilan

Tugas Panitia Sembilan dalam budaya masyarakat Melayu memiliki cakupan yang luas dan beragam. Lembaga ini bertanggung jawab atas berbagai aspek penting dalam menjaga harmoni, penyelesaian konflik, dan menjalankan adat istiadat dalam komunitas. Berikut adalah beberapa tugas utama Panitia Sembilan:

  1. Penyelesaian Konflik: Salah satu tugas paling penting dari Panitia Sembilan adalah menangani dan menyelesaikan konflik yang muncul di dalam masyarakat. Mereka bertindak sebagai mediator yang berusaha untuk mencapai kesepakatan antara pihak-pihak yang berselisih, dengan tujuan menjaga perdamaian dan keseimbangan di komunitas.
  2. Pengambil Keputusan Penting: Panitia Sembilan memiliki peran dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan masalah-masalah penting dalam masyarakat, seperti perkawinan, pembagian warisan, atau penerapan norma-norma adat tertentu. Keputusan yang diambil oleh Panitia Sembilan sering kali dihormati dan dianggap mengikat oleh anggota masyarakat.
  3. Pertimbangan Adat dan Tradisi: Lembaga ini juga bertugas untuk menjaga dan melestarikan norma-norma adat dan tradisi dalam masyarakat. Mereka memberikan panduan tentang bagaimana menjalankan kehidupan sehari-hari sesuai dengan nilai-nilai tradisional yang dijunjung tinggi.
  4. Penjaga Kehormatan dan Martabat: Panitia Sembilan memiliki tanggung jawab untuk menjaga martabat dan kehormatan masyarakat. Mereka dapat terlibat dalam menangani pelanggaran-pelanggaran yang melibatkan anggota masyarakat, dan bertugas mengambil tindakan yang sesuai untuk memulihkan citra dan martabat individu atau keluarga yang terlibat.
  5. Pemeliharaan Keseimbangan Sosial: Panitia Sembilan bekerja untuk memelihara keseimbangan sosial dalam masyarakat. Mereka berupaya menghindari polarisasi dan konflik yang dapat mengganggu hubungan harmonis antara anggota komunitas.
  6. Pengawasan Tradisi Adat: Lembaga ini juga berperan sebagai pengawas tradisi adat dan kebiasaan. Mereka memastikan bahwa adat-istiadat yang dijalankan oleh masyarakat tetap sesuai dengan nilai-nilai luhur yang diwariskan dari generasi ke generasi.
  7. Pendidikan dan Penyuluhan: Panitia Sembilan juga dapat mengambil peran dalam pendidikan dan penyuluhan terkait dengan nilai-nilai adat dan tradisi kepada generasi muda. Hal ini bertujuan untuk menjaga agar nilai-nilai tersebut tetap hidup dan relevan di tengah perubahan zaman.
  8. Musyawarah dan Konsultasi: Mereka sering kali menjadi tempat musyawarah dan konsultasi bagi anggota masyarakat yang menghadapi permasalahan atau butuh panduan dalam mengambil keputusan penting.
Baca Juga :  Contoh Sop Perusahan

Tugas-tugas tersebut menunjukkan betapa pentingnya peran Panitia Sembilan dalam menjaga harmoni, keadilan, dan identitas budaya dalam masyarakat Melayu. Walaupun beberapa tugasnya mungkin telah beradaptasi dengan zaman modern, prinsip-prinsip inti lembaga ini masih memiliki nilai yang sangat berarti bagi komunitas.

Pembentukan Panitia Sembilan

Pembentukan Panitia Sembilan dalam konteks budaya masyarakat Melayu adalah proses yang melibatkan tahapan dan prinsip tertentu. Lembaga ini didirikan dengan tujuan untuk menjaga harmoni sosial, menyelesaikan konflik, dan melestarikan adat istiadat. Berikut adalah gambaran tentang bagaimana proses pembentukan Panitia Sembilan dapat berlangsung:

  1. Pemilihan Anggota: Tahap awal dalam pembentukan Panitia Sembilan adalah pemilihan anggota-anggota yang akan menjadi bagian dari lembaga ini. Anggota-anggota ini biasanya dipilih berdasarkan kriteria tertentu seperti kebijaksanaan, usia yang matang, pengalaman hidup, serta pemahaman yang mendalam terhadap norma dan adat istiadat masyarakat Melayu.
  2. Pengangkatan Pemimpin: Setelah anggota-anggota dipilih, Panitia Sembilan memilih salah satu dari mereka untuk menjadi pemimpin atau ketua. Pemimpin ini biasanya merupakan individu yang dihormati dalam masyarakat dan memiliki kualitas kepemimpinan yang diakui.
  3. Pengakuan oleh Komunitas: Setelah terbentuk, Panitia Sembilan mendapatkan pengakuan dan dukungan dari komunitas. Pengakuan ini bisa berupa pengesahan secara formal oleh tokoh-tokoh adat atau pemimpin komunitas lainnya.
  4. Penyusunan Tata Tertib: Panitia Sembilan merumuskan tata tertib dan peraturan internal yang akan mengatur cara kerja mereka. Ini meliputi cara pengambilan keputusan, prosedur penyelesaian konflik, serta kewenangan dan tanggung jawab masing-masing anggota.
  5. Pengenalan ke Masyarakat: Lembaga ini diperkenalkan kepada masyarakat secara luas. Pengenalan ini bisa melalui serangkaian acara adat atau pertemuan komunitas yang dihadiri oleh anggota-anggota Panitia Sembilan.
  6. Pelatihan dan Pembekalan: Anggota Panitia 9 mungkin menjalani pelatihan atau pembekalan khusus terkait dengan peran dan tanggung jawab mereka. Ini dapat mencakup pengetahuan mendalam tentang adat istiadat, hukum adat, serta keterampilan dalam mediasi dan penyelesaian konflik.
  7. Mulai Menjalankan Tugas: Setelah proses persiapan selesai, Panitia Sembilan mulai menjalankan tugas-tugasnya. Mereka menerima kasus-kasus konflik atau permasalahan dalam masyarakat dan berupaya untuk mencapai solusi yang adil dan sesuai dengan nilai-nilai adat.
  8. Keterlibatan dalam Keputusan Penting: Panitia Sembilan juga dapat terlibat dalam keputusan-keputusan penting dalam masyarakat, seperti perkawinan adat, pembagian warisan, atau penerapan norma-norma baru. Keputusan yang diambil oleh Panitia 9 sering kali memiliki bobot yang kuat dalam komunitas.

Proses pembentukan Panitia 9 menggambarkan bagaimana lembaga ini mengambil akar dalam budaya dan tradisi masyarakat Melayu. Setiap tahapan dalam proses ini memiliki tujuan untuk memastikan bahwa anggota lembaga ini memiliki integritas, pengetahuan, dan keterampilan yang diperlukan untuk menjalankan tugas-tugas mereka dengan bijaksana dan adil.

Kesimpulan

Panitia Sembilan adalah warisan budaya berharga dari masyarakat Melayu yang memiliki peran penting dalam menjaga harmoni dan keseimbangan dalam masyarakat. Meskipun zaman telah berubah, prinsip-prinsip yang diusung oleh lembaga ini masih memiliki nilai yang dapat diterapkan dalam menyelesaikan konflik dan memelihara keharmonisan dalam masyarakat modern. Mengenang dan memahami peran Panitia Sembilan adalah cara untuk tetap terhubung dengan akar budaya yang kaya dan bijak.