Metagenesis Lumut – Penjelasan, Skema, Fase, Proses dan Gambar

Posted on

Metagenesis Lumut – Setelah sebelumnya kabarkan.com telah menyampaikan materi tentang Bryophyta. Maka dipertemuan kali ini, akan kembali kabarkan.com sampai mater pembahasan metagenesis lumut dengan lengkap, beserta pengertian, Skema, Fase, Proses dan Gambar. Nah untuk lebih jelasnya simak ulasannya di bawah ini.

Pengertia Metagenesis Lumut

Metagenesis Lumut
Metagenesis Lumut

Istilah kata Metagenesis berasal dari Bahasa Yunani, dimana meta yang artinya perubahan, pergantian; sementara genesis berarti keturunan.

Sehingga dengan demikian metagenesis bisa diterjemahkan sebagai suatu siklus pergantian keturunan dari satu fase seksual ke fase aseksual atau bisa juga sebaliknya.

Pada Tumbuhan lumut dikenal sebagai anggota kerajaan tumbuhan (plantae) yang mempunyai struktur tubuh yang sangat sederhana.

Kemudian pada tubuh dari tumbuhan lumut belum menunjukan kormophyta sejati, sebab dari beberapa spesies diantaranya masih mempunyai bentuk tubuh seperti talus (lembaran).

Kemudian pada jenis tumbuhan lumut juga tidak mempunyai akar sejati melainkan rizoid yakni dengan penjuluran batang yang berperan sebagai akar (riza= akar, oid= menyerupai).

Lalu hal yang harus diingat bahwa tumbuhan lumut tidak mempunyai jaringan pengangkut (xilem dan floem), sehingga dengan demikian tumbuhan lumut ini di sebut juga dengan tumbuhan atracheophyta atau (tak berpembuluh).

Habitat tumbuhan lumut berkembang dan hidup di daerah yang lembab atau berair, dalam hal ini bertujuan agar dapat membrikan kemudahan dalam pergerakan sperma guna membuahi ovum dalam fase generatifnya.

Pada Metagenesis tumbuhan lumut meliputi sebuah fase sporofit atau sebuah fase yang dapat memperoleh spora (aseksual) dan juga dengan fase gametofit yakni (menghasilkan sel gamet).

Namun pada Lumut yang kita lihat ia dapat dikatagorikan sebagai fase gameotofit yakni merupakan sebuah tahapan guna menghasilkan sel gamet. Maka dengan begitu fase inilah yang dominan pada tumbuhan lumut.

Skema Metagenesis Lumut

Di bawah ini terdapat sebuah skema metagenesis tumbuhan lumut yakni sebagai berikut.

Metagenesis Lumut
Metagenesis Lumut

Pada gambar skema di atas bisa kita jelaskan bahwa spora ialah merupakan sebuah bentuk awal pada lumut.

Baca Juga :  12 Fungsi Tulang Pengumpil Pada Tubuh Manusia

Dimana spora ialah merupakan sebuah protonema atau (lumut muda) yang mempunyai jumlah yang sangat banyak dan akan membentuk sebuah gametofit yang tumbuh sebagai lumut dewasa.

Dan kemudian setelah menjadi lumut dewasa maka akan ada bagian arkegonium yakni sel telur dan anteridium yakni spermatozoid.

Dari Keduanya akan saling bertemu dan membentuk suatu zigot-zigot dalam jumlah tertentu.

Dari zigot tersebut yang kemudian selanjutnya yakni sporofit atau sporogonium dalam jumlah tertentu dan akan membentuk suatu spora. Dari skema tumbuhan lumut tersebut akan terus menerus berputar seperti itu.

Dalam fase protoema banyak yang tidak bisa bertahan hidup sebab banyak factor, namun ia juga akan bertahan hidup sampai akhir.

Fase Metagenesis Lumut

Fase Metagenesis Lumut
Fase Metagenesis Lumut

Fase Sporofit (Fase Singkat)

Pada fase sporofit ini merupakan sebuah fase agar dapat menghasilkan spora.

Sebab dalam siklus hidup tumbuhan lumut, pada fase ini sporofit berlangsung sangat singkat.

Kemudian cara mengahsikan Spora yang didapat dari zigot dari hasil sebuah proses fertilisasi. Yang kemudian pada Zigot (2n) ini akan berkembang menjadi embrio (2n).

Maka dengan Embrio inilah yang yang mempunyai peranan yang sangat penting sebagai sporofit.

Hingga selanjutnya pada embrio tersebut mengalami pembelahan secara meiosis yang membentuk banyak spora yang bersifat haploid (n).

Kemudian keberadaan pada Spora – spora haploid ini tersimpan di dalam kotak spora atau (sporagium) dimana tangkai spora digunakan sebagai penopangnya yang terdapat di apikal batang tumbuhan lumut.

Sehingga pada saat spora – spora ini matang, maka penutup kotak pada spora tersebut akan terbuka disebakan adanya gerak hidroskopis), sehingga menyebakan kotak spora terbukadan akhirnya spora akan keluar dengan bebas terbawa oleh angin.

Dalam Fase sporofit merupakan suatu fase aseksual yakni (tanpa adanya perkawinan).

Dimana Spora yang dihasilkan dari fase ini akan berkembang menjadi protonema dengan melalui sebuah pembelahan mitosis yang akan membentuk tumbuhan lumut.

Fase Gametofit (Fase Dominan)

Pada Fase gametofit ialah merupakan suatu tahapan tumbuhan dalam menghasilkan sel gamet jantan atau (sperma) dan juga sel gamet betina yakni (ovum).

Baca Juga :  Struktur Virus

Dimana fase ini sangat dibutuhkan dan merupakan suatu fase yang sangat dominan (panjang) dari seluruh siklus hidup tumbuhan lumut.

Maka dengan demikian apabila spora tersebut jatuh pada tempat yang tepat atau sesuai dengan habitat tumbuhan lumut atau (lembab) maka pada spora tersebut akan membelah dengan secara mitosis hingga membentuk protonema yakni (kecambah tumbuhan lumut) yang mempunyai sifat haploid (n).

Kemudian pada Protonema ini akan terus berkembang dan tumbuh hingga menjadi tumbuhan lumut (mempunyai batang, lalu daun, dan juga rizoid atau pada tumbuhan lumut daun membentuk lembaran daun yang lebar di permukaan tanah dengan batang yang sangat pendek).

Maka pada tumbuhan lumut inilah yang dikenal dengan sebutan tumbuhan gametofit, sebab pada tumbuhan lumut ini akan menghasilkan sel gamet.

Adanya Beberapa tumbuhan lumut yang mempunyai sel kelamin yang sama di dalam satu pohon, dan ada juga yang menghasilkan sel kelamin yang berbeda pad tiap pohonnya (misalnya: lumut hati).

Maka untuk dapat menghasilkan Sel sperma yakni dengan anteridium yang dapat dianalogikan sebagai benang sari pada tumbuhan berbunga. Sementara untuk sel ovum dapat diperoleh dari arkegonium.

Kemudian untuk sperma pada tumbuhan lumut ini bersifat motif yakni (aktif bergerak), maka dengan adanya dukungan atas daerah yang lembab atau (berair) dengan demikian akan dapat memberi kemudahan terhadap sperma untuk mendekati ovum.

Kemudian pada sperma bisa digunakan untuk menangkap senyawa kimia yang dihasilkan oleh sel ovum sehingga sperma akan bergerak mendekati senyawa tersebut.

Kemudian proses Fertilisasi pun dapat terjadi apabila sel sperma telah berhasil menemukan sel ovum.

Dimana nantinya pada proses fertilisasi sel sperma dan sel ovum ini akan dapat menghasilkan zigot yang bersifat diplog (2n) dan sudah siap akan mengulangi siklus generasi selanjutnya.

Demikianlah materi pembahasan kali ini tentang metagenesis lumut, semoga artikel ini dapat bermanfaat bagi sobat semua.