Kalimat Kompleks – Pengertian, Ciri, Struktur & Contoh Kalimat

Posted on

Kalimat kompleks adalah jenis kalimat yang terdiri dari dua klausa atau lebih yang saling terhubung. Klausa utama dalam kalimat kompleks memiliki makna utama atau inti, sementara klausa anak memberikan informasi tambahan atau mendukung klausa utama. Kombinasi klausa utama dan klausa anak dalam kalimat kompleks menciptakan struktur yang lebih kompleks dan bervariasi.

Klausa utama dalam kalimat kompleks adalah elemen yang paling penting dan memiliki arti yang mandiri. Klausa anak, di sisi lain, bergantung pada klausa utama dan memberikan informasi tambahan, penjelasan, atau rincian yang mendukung makna utama. Hubungan antara klausa utama dan klausa anak dapat berupa hubungan kausal (sebab-akibat), hubungan temporal (waktu), hubungan sebab-akibat, hubungan kontras, hubungan tujuan, dan lain sebagainya.

Pengertian Kalimat Kompleks

Kalimat Kompleks
Kalimat Kompleks

Kalimat kompleks adalah jenis kalimat yang terdiri dari satu klausa independen dan setidaknya satu klausa dependen. Klausa independen merupakan klausa yang dapat berdiri sendiri sebagai kalimat utuh, sedangkan klausa dependen tidak dapat berdiri sendiri dan bergantung pada klausa independen untuk memberikan makna yang lengkap.

Struktur kalimat ini terdiri dari klausa independen yang disebut juga dengan main clause dan klausa dependen yang disebut juga dengan subordinate clause. Klausa dependen berperan sebagai pelengkap klausa independen dan memberikan informasi tambahan atau membatasi makna klausa independen.

Ciri – Ciri Kalimat Kompleks

Kalimat ini juga memiliki beberapa ciri-ciri yang membedakannya dari jenis kalimat lainnya. Berikut adalah ciri-ciri umum kalimat kompleks:

a) Terdiri dari Klausa Utama dan Klausa Anak

Kalimat ini terdiri dari klausa utama yang menjadi inti kalimat dan klausa anak yang memberikan informasi tambahan atau mendukung klausa utama. Kedua klausa ini saling terkait dan membentuk satu kesatuan makna.

b) Mengandung Hubungan Antara Klausa Utama dan Klausa Anak

Klausa anak dalam kalimat ini juga memiliki hubungan dengan klausa utama. Hubungan ini dapat berupa hubungan kausal (sebab-akibat), hubungan temporal (waktu), hubungan sebab-akibat, hubungan kontras, hubungan tujuan, dan lain sebagainya.

c) Menggunakan Kata Penghubung atau Konjungsi

Kalimat ini seringkali menggunakan kata penghubung atau konjungsi yang menghubungkan klausa utama dan klausa anak. Contohnya: karena, jika, sejak, bahwa, agar, supaya, dan lain sebagainya.

d) Struktur Kalimat yang Lebih Panjang dan Kompleks

Kalimat ini cenderung memiliki struktur yang lebih panjang dan kompleks dibandingkan dengan kalimat sederhana. Hal ini disebabkan oleh adanya klausa anak yang memberikan informasi tambahan atau penjelasan.

f) Memberikan Informasi yang Lebih Lengkap dan Terperinci

Dengan adanya klausa anak, kalimat ini mampu memberikan informasi yang lebih lengkap, terperinci, dan mendalam. Klausa anak dapat digunakan untuk menyampaikan penjelasan, rincian, alasan, atau contoh yang mendukung klausa utama.

Baca Juga :  Kata Ulang

g) Memiliki Makna yang Lebih Kaya dan Kompleks

Kalimat ini memiliki makna yang lebih kaya dan kompleks karena menggabungkan dua atau lebih gagasan dalam satu kalimat. Dengan demikian, kalimat ini mampu menyampaikan informasi dengan lebih efektif dan nuansa yang lebih dalam.

Pemahaman tentang ciri-ciri kalimat ini penting untuk memahami dan menggunakan kalimat dengan tepat dalam komunikasi tulisan atau lisan. Dengan memanfaatkan struktur dan ciri-ciri kalimat kompleks, penulis atau pembicara dapat menyampaikan ide dan informasi dengan lebih terperinci dan efektif.

Mengenal Tentang Struktur Kalimat Komplek

Struktur kalimat ini terdiri dari klausa utama dan klausa anak yang saling terhubung untuk membentuk satu kesatuan makna. Klausa utama adalah inti kalimat yang mengandung informasi utama, sedangkan klausa anak memberikan informasi tambahan, penjelasan, atau rincian yang mendukung klausa utama. Berikut adalah struktur umum dari kalimat kompleks:

a) Klausa Utama di Awal

Klausa utama berada di awal kalimat, diikuti oleh klausa anak. Contoh: Saya akan pergi ke pesta, setelah selesai bekerja.

b) Klausa Anak di Awal

Klausa anak berada di awal kalimat, diikuti oleh klausa utama yang terpisah oleh tanda baca seperti koma atau tanda hubung. Contoh: Setelah selesai bekerja, saya akan pergi ke pesta.

c) Klausa Utama dan Klausa Anak Tidak Terpisah

Klausa utama dan klausa anak digabungkan tanpa tanda baca pemisah di antara keduanya. Contoh: Saya ingin membeli sepatu yang baru.

d) Klausa Anak Dalam Tanda Kurung

Klausa anak diletakkan dalam tanda kurung untuk memberikan informasi tambahan yang terpisah dari klausa utama. Contoh: Saya, (seorang mahasiswa), sedang belajar untuk ujian.

e) Klausa Anak dengan Penghubung Kata Depan

Klausa anak dapat diawali dengan penghubung kata depan seperti “karena”, “jika”, “sejak”, dan lain sebagainya. Contoh: Karena hujan turun dengan deras, kami memutuskan untuk membatalkan perjalanan.

f) Klausa Anak dengan Penghubung Kata Penghubung

Klausa anak dapat dihubungkan dengan klausa utama menggunakan kata penghubung seperti “yang”, “agar”, “supaya”, dan sebagainya. Contoh: Dia membaca buku yang baru untuk meningkatkan pengetahuannya.

Inilah Jenis Jenis Kalimat Komplek Berdasarkan Hubungan Antara Klausa Utama dan Anak

Inilah Jenis Jenis Kalimat Komplek Berdasarkan Hubungan Antara Klausa Utama dan Anak

Berikut adalah beberapa jenis kalimat kompleks berdasarkan hubungan antara klausa utama dan klausa anak:

a) Kalimat Kompleks Kausal

Kalimat kompleks kausal mengindikasikan hubungan sebab-akibat antara klausa utama dan klausa anak. Klausa anak memberikan alasan atau sebab yang menyebabkan terjadinya klausa utama. Contoh: Karena hujan turun dengan deras, kami memutuskan untuk membatalkan perjalanan.

b) Kalimat Kompleks Temporal

Kalimat kompleks temporal mengindikasikan hubungan waktu atau urutan antara klausa utama dan klausa anak. Klausa anak memberikan informasi tentang kapan atau setelah apa klausa utama terjadi. Contoh: Setelah makan malam, mereka pergi menonton film di bioskop.

c) Kalimat Kompleks Kontras

Kalimat kontras menunjukkan perbedaan atau kontras antara klausa utama dan klausa anak. Klausa anak memberikan informasi yang bertentangan dengan klausa utama. Contoh: Saya suka berenang, tetapi adik saya lebih suka bermain bola.

d) Kalimat Kompleks Tujuan

Kalimat tujuan menunjukkan tujuan atau maksud dari klausa utama. Klausa anak memberikan informasi tentang apa yang ingin dicapai atau diinginkan melalui klausa utama. Contoh: Saya belajar matematika agar bisa mendapatkan nilai tinggi dalam ujian.

e) Kalimat Kompleks Konjungsi

Kalimat konjungsi menggunakan kata penghubung atau konjungsi untuk menghubungkan klausa utama dan klausa anak. Kata penghubung seperti “bahwa”, “yang”, “supaya”, “sejak”, dan sebagainya digunakan dalam kalimat ini. Contoh: Dia berkata bahwa dia akan datang ke pesta nanti malam.

f) Kalimat Kompleks Kondisional

Kalimat kondisional menunjukkan kondisi atau syarat yang harus terpenuhi agar klausa utama terjadi. Klausa anak mengindikasikan kondisi atau syarat tersebut. Contoh: Jika kamu datang tepat waktu, kamu akan mendapatkan hadiah.

Jenis-jenis kalimat ini memberikan variasi dalam cara menyampaikan informasi dan hubungan antara klausa utama dan klausa anak. Pemahaman tentang jenis-jenis kalimat kompleks ini penting dalam memperkaya komunikasi tulisan maupun lisan, serta membantu menyampaikan ide dan informasi dengan lebih jelas dan efektif.

Baca Juga :  Homonim

Mengenal Tentang Beberapa Contoh Kalimat Kompleks

Mengenal Tentang Beberapa Contoh Kalimat Kompleks

Ada hal yang mesti sobat ingat bahwa mengwnai kalimatkompleks terdiri atas 2 macam, yakni KK yang disebut parataktik dan hipotaktik, untuk lebih jelas simak berikut ini.

Contoh Kalimat Kompleks Gabungan Parataktik

Kalimat gabungan parataktik adalah jenis kalimat kompleks di mana klausa utama dan klausa anak memiliki hubungan paralel atau sejajar. Dalam kalimat ini, klausa anak berdiri sendiri dan memiliki arti yang mandiri, tidak bergantung pada klausa utama. Berikut adalah beberapa contoh kalimat kompleks gabungan parataktik:

  • Ayah memasak makan malam, sedangkan ibu membersihkan rumah. Klausa utama: Ayah memasak makan malam. Klausa anak: Ibu membersihkan rumah. Kedua klausa memiliki arti yang mandiri dan berdiri sendiri. Tidak ada hubungan kausal atau ketergantungan antara keduanya.
  • Saya suka berenang, tapi adik saya lebih suka bermain bola. Klausa utama: Saya suka berenang. Klausa anak: Adik saya lebih suka bermain bola. Dalam kalimat ini, kedua klausa memiliki arti yang berdiri sendiri dan menunjukkan perbedaan minat antara penulis dan adiknya.
  • Ayah pergi ke kantor, dan ibu pergi berbelanja. Klausa utama: Ayah pergi ke kantor. Klausa anak: Ibu pergi berbelanja. Kedua klausa ini memiliki arti yang terpisah dan berdiri sendiri. Tidak ada hubungan kausal atau temporal antara keduanya.
  • Anjing menggonggong, kucing melompat pagar. Klausa utama: Anjing menggonggong. Klausa anak: Kucing melompat pagar. Dalam contoh ini, kedua klausa memiliki arti yang mandiri dan tidak saling terkait secara kausal atau temporal.

Kalimat gabungan parataktik ini memungkinkan penulis untuk menyampaikan informasi dengan gaya yang sejajar dan paralel. Kedua klausa dalam kalimat tersebut dapat berfungsi sebagai perbandingan, kontras, atau hanya sebagai penjelasan tambahan. Penggunaan kalimat kompleks gabungan parataktik dapat memberikan variasi dan kekayaan dalam tulisan atau pembicaraan.

Contoh Kalimat Kompleks Gabungan Hipotaktik

Kalimat gabungan hipotaktik ini adalah jenis kalimat di mana klausa anak bergantung pada klausa utama dan menjadi bagian integral dari kalimat tersebut. Klausa anak dalam kalimat ini memberikan informasi tambahan, penjelasan, atau rincian yang mendukung klausa utama. Berikut adalah beberapa contoh kalimat kompleks gabungan hipotaktik:

  • Saya belajar matematika karena ujian besok. Klausa utama: Saya belajar matematika. Klausa anak: karena ujian besok. Dalam kalimat ini, klausa anak “karena ujian besok” memberikan alasan mengapa klausa utama “Saya belajar matematika” dilakukan.
  • Dia pergi ke bioskop setelah makan malam. Klausa utama: Dia pergi ke bioskop. Klausa anak: setelah makan malam. Dalam contoh ini, klausa anak “setelah makan malam” memberikan informasi tentang waktu atau urutan kejadian ketika klausa utama “Dia pergi ke bioskop” terjadi.
  • Saya sangat senang karena tim sepak bola favorit saya memenangkan pertandingan. Klausa utama: Saya sangat senang. Klausa anak: karena tim sepak bola favorit saya memenangkan pertandingan. Dalam kalimat ini, klausa anak “karena tim sepak bola favorit saya memenangkan pertandingan” memberikan alasan atau sebab mengapa klausa utama “Saya sangat senang” terjadi.
  • Dia kehilangan dompetnya saat sedang berbelanja di pusat perbelanjaan. Klausa utama: Dia kehilangan dompetnya. Klausa anak: saat sedang berbelanja di pusat perbelanjaan. Dalam contoh ini, klausa anak “saat sedang berbelanja di pusat perbelanjaan” memberikan informasi tambahan tentang kejadian atau situasi ketika klausa utama “Dia kehilangan dompetnya” terjadi.

Baca Juga : Kalimat Simpleks – Pengertian, Ciri, Pola dan Contoh Kalimat

Kalimat gabungan hipotaktik memungkinkan penulis untuk menyampaikan informasi dengan lebih terperinci dan lengkap. Klausa anak mendukung, menjelaskan, atau memberikan konteks yang lebih kaya pada klausa utama. Penggunaan kalimat kompleks gabungan hipotaktik dapat memperkaya komunikasi tulisan atau lisan dengan memberikan informasi yang lebih mendalam.