Konservasi Tanah dan Air

Posted on

Konservasi Tanah dan AirKTA ialah tindakan pelestarian kualitas dan kuantitas tanah dan air. KTA menjadi sangat mendesak untuk dilaksanakan di beberapa daerah aliran sungai prioritas di Indonesia, mengingat seringnya terjadi berbagai bencana hidro-meteorologis alami, seperti banjir, banjir tiba-tiba, dan tanah longsor.

Kali ini kabarkan.com akan meberikan pelajaran mengenai Konservasi Tanah dan Air. Dimana pelajaran ini akan dikupas secara jelas, dengan berdasarkan Pengertian, Tujuan dan Metode.

Pengertian

KTA sendiri sebenarnya merupakan kombinasi dari istilah konservasi tanah dan air, hanya saja istilah ini sering digabungkan karena proses antara tanah dan air tidak dapat dipisahkan dan memiliki hubungan yang erat di antara mereka. Konservasi ini harus dipelajari dari petani, komunitas pedesaan dan perkotaan, pelajar, pelajar dan berbagai elemen masyarakat, karena masalah terkait lahan tidak dapat dikelola hanya oleh suatu institusi.

Konservasi Tanah dan Air

Penghematan air pada prinsipnya adalah penggunaan air yang jatuh ke tanah untuk pertanian seefisien mungkin dan waktu aliran air dengan menyerap air ke dalam tanah sehingga selama musim hujan tidak ada banjir dan di musim kemarau air untuk kebutuhan hidup masih tersedia.

Konservasi tanah juga merupakan salah satu posisi setiap petak tanah dengan cara yang sesuai dengan kemampuan tanah dan mengolahnya sesuai dengan kondisi yang diperlukan untuk mencegah kerusakan tanah.

Konservasi tanah secara umum didefinisikan sebagai posisi bumi dengan cara yang sesuai dengan kapasitas bumi dan memperlakukannya sesuai dengan kondisi yang diperlukan untuk mencegah kerusakan pada tanah.

Dalam arti ketat konservasi tanah itu sendiri adalah upaya untuk mencegah kerusakan tanah akibat erosi dan memperbaiki tanah yang rusak akibat erosi.

Metode Dari Konservasi Tanah dan Air

Berikut inilah beberapa metode dari KTA ini, yaitu:

Baca Juga :  Daur Biogeokimia

Metode Kimia

Metode kimia KTA ialah upaya untuk mencegah erosi dengan menggunakan kondisioner tanah atau bahan penstabil tanah dalam hal memperbaiki struktur tanah sehingga tahan terhadap erosi.

Metode Mekanik

Metode ini merupakan semua perawatan fisik mekanis yang diberikan pada tanah dan bangunan untuk mengurangi limpasan permukaan dan erosi dan meningkatkan kemampuan untuk menggunakan tanah.

Metode mekanik dalam KTA dapat berupa:

  • Rorak (saluran air buntu untuk menangkap sedimen dan mengurangi laju aliran air).
  • Perbaikan drainase.
  • Irigasi.
  • Sumur resapan.
  • Lubang resapan.
  • Pengolahan tanah.
  • Guludan (pematang tanah yang dibuat sejajar garis kontur).
  • Teras.
  • Penghambat (cek dam).
  • Waduk.

Metode Vegetatif

Metode ini merupakan penggunaan tanaman atau bagian tanaman atau sisa-sisanya untuk mengurangi dampak jatuhnya butiran air hujan, mengurangi kuantitas dan kecepatan limpasan permukaan yang pada akhirnya mengurangi erosi tanah.

Berikut yang diterapkan pada KTA metode ini, yaitu:

Pemberian Mulsa

Mulsa dimaksudkan untuk menutupi permukaan tanah untuk menghindari tetesan hujan. Mulsa adalah salah satu cara paling efektif untuk mencegah erosi, terutama erosi percikan.

Mulsa yang berasal dari bahan organik memiliki fungsi lain, yaitu memasok bahan organik ke tanah. Bahan organik yang dapat digunakan sebagai mulsa dapat berasal dari residu tanaman, pemangkasan pagar tanaman dari sistem jalur, mencakup tanaman dari tanaman penutup lahan atau diimpor dari lahan pertanian eksternal.

Sistem Silvopastura

Sistem Silvopastura adalah bentuk sistem tumpangsari. Prinsip sistem ini adalah menanam makanan di bawah pohon. Pakan hewan ini bisa dalam bentuk rumput gajah, setaria dan lainnya.

Di Indonesia sendiri ada berbagai jenis teknik silvopastura, termasuk:
a.) memberi makan tanaman sebagai kandang hidup.
b.) tanaman pohon sebagai tanaman penghasil makanan.
c.) memberi makan tanaman di hutan sekunder.
d.) memberi makan tanaman di perkebunan industri.

Pertanaman Lorong

Pemotongan lorong adalah konservasi tanah dan air dengan sistem penanaman garis semak-semak legum yang ditanam dengan baik (pada jarak 10-25 cm) mengikuti garis kontur (cangkul gunung) sebagai pagar. Menerapkan teknik ini pada tanah miring jauh lebih murah daripada membangun teras di atas meja.

Baca Juga :  Kebudayaan Dongson

Teknik ini juga cukup efektif dalam menahan erosi. Setelah 3-4 tahun setelah produksi tanaman koridor akan membuat teras dengan sendirinya, ini juga yang menyebabkan metode ini disebut teras kredit.

Perencanaan Dari Konservasi Tanah dan Air

Perencanaan konservasi tanah dan air dapat dilakukan dengan pendekatan masyarakat. Keterlibatan masyarakat dalam hal ini sangat penting karena masyarakat memiliki andil yang sangat besar dalam konservasi tanah dan air.

Kelebihan dari sistem ini adalah:

  • Orang merasa dihargai karena pekerjaan mereka menjadi perhatian semua pihak.
  • Menciptakan kerja sama sinergis antara pemangku kepentingan (pemerintah, sektor swasta dan masyarakat).
  • Meningkatkan kesadaran publik akan perlindungan lingkungan.
  • Orang-orang bersedia dan percaya diri dalam mengembangkan rencana untuk melestarikan tanah dan air di lingkungan mereka.

Tujuan Dari Konservasi Tanah dan Air

Tujuan dari kegiatan konservasi tanah itu sendiri adalah untuk mencegah erosi, memperbaiki tanah yang rusak dan mempertahankan dan meningkatkan produktivitas tanah sehingga dapat digunakan secara berkelanjutan.

Sedangkan tujuan penghematan air adalah:

a.) Penghematan energi yang signifikan untuk pemompaan, pengiriman dan instalasi pengolahan air limbah.
b.) Konservasi habitat, yang merupakan penggunaan air oleh manusia yang diminimalkan untuk membantu memastikan sumber air yang aman untuk habitat liar setempat dan penerimaan migrasi aliran air.
c.) Memastikan ketersediaan air untuk generasi mendatang.

Berdasarkan Ruang Lingkupnya

Tujuan KTA sangat kompleks dan membutuhkan banyak disiplin ilmu lain, seperti biologi, hidrologi dan teknik konservasi tanah.

Secara umum, dapat dilihat bahwa ruang lingkup meliputi:

  • Metode konservasi tanah dan air.
  • Penutupan tanaman, rotasi tanaman dan agroforestri.
  • Klasifikasi pengelolaan lahan.
  • Erosi.
  • Siklus air.
  • Faktor-faktor yang mempengaruhi erosi.

Demikianlah sobat yang dapat kami sampaikan materi pelajaran ini. Semoga dengan apa yang telah kami sampaikan dalam artikel ini, dapat memberikan pemahaman serta bermanfaat untuk sobat semua.

Baca Juga: